Senin, 07 November 2016

Perilaku Kerja Kelompok dan Manajemen Konflik

Asslamualaikum wr. wb.

           Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan tentang Perilaku Kerja kelompok serta Manajemen Konflik. Semoga bermanfaat:)

Perilaku Kerja Kelompok

1) Tujuan kelompok
Tujuan dinamika kelompok yang diinginkan untuk setiap kelompok dalam organisasi berfungsi:
(1) Sebagai lumbung dari ide yang ingin dilaksanakan.
(2) Sebagai ikatan jiwa antara anggota kelompok.
(3) Menjadi sasaran dan juga menjadi sumber dari konsep perencanaan kerja.
(4) Menjadi motivasi dalam mengadakan persaingan/aktivitas.
(5) Menjadi perangsang untuk mendapatkan kepuasan kerja.
(6) Menjadi arah yang tetap dalam menjalankan tugas kelompok. 
2) Interaksi
(1) Acting  tujuan yang ingin dicapai yaitu peningkatan kualitas pelayanan produk terhadap pengguna.
Contoh : dimisalkan suatu masyarakat desa bekerjasama memperbaiki jalan desa dengan mengerahkan 100 orang untuk memperbaiki jalur sepanjang 1 km.
(2) Interacting, adalah adanya kerjasama antara beberapa kelompok pada satu pola kerja yang sama.
Contoh : misalnya untuk memperbaiki jembatan yang menghubungkan dua desa lurus disusun rencana kerja sedemikian rupa
(3) Co-acting mengandung pengertian bahwa antara individu dalam kelompok itu terdapat kerjasama yang erat dalam mencapai/mewujudkan suatu tujuan.
Contoh : misalnya untuk memenangkan lomba, semua pemain harus kompak, tidak bisa sendiri-sendiri , diperlukan kerjasama dengan baik
(4) Counter acting dimaksudkan dengan adanya persaingan dari anggota-anggota kelompok, untuk mengatasnamakan kelompoknya.
Contoh : bisa membangkitkan motivasi dalam semangat kerja kelompok untuk mengejar ketinggalan, melalui pendekatan “Persaingan” diantara kelompok yang relatif maju dengan yang tertinggal, karena secara psikologis mereka tidak mau dikatakan mengejar ketinggalnnya dari kelompok lain, sehingga dalam waktu relatif singkat kelompoknya sudah maju.

Hubungan kelompok dengan team kerja
Pengambilan Keputusan Kelompok
1.  Pengertian keputusan
Pengambilan keputusan adalah suatu proses tindakan memilih di antara beberapa kemungkinan.
2.  Hal yang harus di perhatikan proses kelompok dalam membuat keputusan tak terprogram
1.  Penetapan tujuan: kelompok lebih unggul dibandingkan individu sebab kelompok memiliki pengetahuan lebih banyak dibandingkan individu.
2.  Identifikasi alternatif: usaha individu sebagai bagian dari anggota kelompok akan merangsang pencarian lebih luas diberbagai area fungsional di organisasi.
3.  Evaluasi alternatif: pertimbangan kolektif dari kelompok dengan berbagai sudut pandang lebih unggul dibanding individu.
4.  Memilih alternatif: interaksi kelompok dan pencapaian konsensus biasanya menghasilkan penerimaan resiko lebih besar dibanding individu.
5.  Implementasi keputusan: dibuat oleh kelompok atau tidak, penyelesaian biasanya dilakukan oleh seorang saja manajer. Individu bertanggungjawab untuk implementasi keputusan kelompok.

3.  Teknik pengambilan keputusan kelompok
a.   Kelompok interaktif, yaitu anggota berinteraksi secara langsung dengan anggota lain.
b.  Kelompok nominal, yaitu membatasi komunikasi antar pribadi selama proses pengambilan keputusan.


4.  Bentuk teknik pengambilan keputusan kelompok

1.  Teknik Pengambilan Keputusan Kelompok Delphi, umumnya digunakan untuk mengambil keputusan meramal masa depan yang diperhitungkan akan dihadapi organisasi.
2.  Teknik Pengambilan Keputusan Kelompok Nominal, adalah rapat kelompok yang terstruktur terdiri dari 7-10 individu duduk berkumpul tetapi tidak berbicara satu sama lainnya.
3.  Teknik Pengambilan Keputusan dengan Pertemuan Elektronik, Pendekatan yang terbaru untuk pengambilan keputusan kelompok adalah mencampurkan teknik kelompok nominal dengan teknologi komputer canggih.

Faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan kelompok :
1.    Fisik
Berdasarkan apa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan.
2.    Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara subjektif.
3.    Rasional
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.
4.    Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.
5.   Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang keorang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.
6.    Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.
7.   Adanya tekanan dari Luar
Adanya pengaruh tekanan dari luar merupakan suatu proses  yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan, dikarenakan proses cepat atau lambatnya pembuat keputusan tergantung dari banyaknya tekanan diterima.
8.  Adanya pengaruh kebiasaan lama atau sifat-sifat pribadi
 Faktor sifat yang baik maupun tidak baik yang ada dalam diri seorang pembuat keputusan, merupakan hal yang dapat mempengaruhi keputusannya tersebut
9.  Pengaruh dari kelompok lain
 Kelompok lain juga dapat mempengaruhi suatu keputusan dikarenakan kelompok atau organisasi tersebut mempunyai keputusan yang dapat dipertimbangkan oleh pemimpin organisasi lain dalam menyikapi masalah dan pengaruh kelompok lain ini juga dapat menjatuhkan organisasi serta mementingkan kepentingan kelompok tersebut.
10. Faktor pengalaman
Faktor pengalaman seorang pembuat keputusan adalah hal yang sangat penting, karena banyaknya pengalaman orang tersebut maka ia akan berani dalam menentukan keputusan.


Manajemen Konflik

Manajemen Konflik
Konflik adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian atau perbedaan presepsi antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat menimbulkan pengaruh positif maupun pengaruh negatif.
Contoh konflik yang berdampak positif = berdiskusi di kelas, terkadang menyebabkan terjadinya konflik, namun dapat menambah wawasan berpikir audience
Proses Terjadinya konflik
Hasil gambar untuk proses terjadinya konflik
a.      Tahap I    Potensi Oposisi(Penentang) dan Ketidakcocokan
Kondisi yang menciptakan terjadinya konflik meskipun kondisi tersebut tidak mengarah langsung ke konflik. Kondisi ini antara lain disebabkan oleh
  • Komunikasi: Komunikasi yg kurang baik dalam organisasi shg menimbulkan ketidaknyamanan antar anggota organisasi.
  • Struktur: Tuntutan pekerjaan menyebabkan ketidaknyamanan antar anggota organisasi mencakup tugas yang diberikan, gaya kepemimpinan, sistem ganjaran, wewenang.
  • Variabel pribadi: ketidak sukaan pribadi atas individu lainnya, karakteristik individu, cara bicara, sikap.

b.      Tahap II   Kognisi dan Personalisasi
  • Apabila pada tahap I muncul kondisi yang negatif, maka pada tahap ini kondisi tersebut didefinisikan, sesuai persepsi pihak yang berkonflik.
  • Konflik yang dipersepsikan : kesadaran satu pihak atau  Lebih atas adanya konflik yang menciptakan peluang terjadinya konflik
  • Konflik yang dirasakan : keterlibatan emosional saat konflik yang menciptakan kecemasan, ketegangan, frustasi, atau kekerasan.
c.       Tahap III Maksud
Keputusan u/ bertindak dgn cara tertentu:
  • Kolaborasi: tindakan bekerja-sama dengan seseorang lain atau orang-orang lain untuk sesuatu pekerjaan.
  • Penghindaran: keinginan menarik diri dari konflik
  • Akomodasi: cara menyelesaikan pertentangan antara dua pihak tanpa menghancurkan salah satu pihak
-Koersi : Paksaan
-Kompromi : Saling mengurangi tuntutan
-Abritase : Pihak ke 3 menjadi pemutus keputusan
-Mediasi : Pihak ke 3 bersifat netral
-Konsiliasi : Mempertemukan pihak terkait
-Toleransi : Menghindari dari konflik
-Stalemate : Memiliki kekuatan sama sehingga konflik berhenti sendirinya
-Ajudikasi : Pengadilan
  • Persaingan: proses sosial yang melibatkan individu atau kelompok yang saling berlomba dan berbuat sesuatu untuk mencapai kemenangan tertentu.
  • Kompromi: satu situasi yg di dalamnya masing2 pihak yg berkonflik bersetuju dengan jalan damai (saling mengurangi tuntutan)

d.      Tahap IV Perilaku
Pada tahap ini konflik tampak nyata, mencakup pernyataan, tindakan dan reaksi yg dibuat pihak2 yg berkonflik.

e.       Tahap V   Hasil
Pada tahap ini konflik dapat ditentukan apakah merupakan Konflik Fungsional atau Konflik Disfungsional.

Negosiasi
Negosiasi adalah suatu kondisi dimana 2 orang atau lebih yang saling berkomunikasi dalam upaya  menyepakati kesepakatan bersama yang sama agar menguntungkan bagi kedua belah pihak.
  • Persiapan dan Perencanaan: menentukan tujuan atau sasaran apa ingin  di rundingkan
  • Ketentuan aturan-aturan dasar: menetapkan aturan dasar dan prosedur dalam kegiatan perundingan
  • Penjelasan dan pembenaran: menerangkan, menegaskan, memperjelas, memperkuat dan membenarkan tuntutannya kepada pihak yang lain.
  • Tawar-menawar dan pemecahan masalah: proses memberikan tawaran agar memberikan solusi yang adil bagi kedua belah pihak.
  • Penutupan dan implementasi: langkah terakhir dalam proses perudingan memformalkan persetujuan yang telah dikerjakan dan melakukan pemantauan.

PERUNDINGAN PIHAK KETIGA
Bila masing-masing pihak tidak menemukan jalan keluar dalam perundingan, maka pihak ke-3 sangat dibutuhkan. Ada 4 jenis pihak ke-3:
• Mediator     : Pihak ke-3 netral yg memfasilitasi penyelesaian negosiasi dgn menggunakan penalaran, bujukan, dan saran –saran alternatif.
• Arbitrator    : pihak ke-3 dlm negosiasi yg mempunyai wewenang mendiktekan kesepakatan.
• Konsiliator  : pihak ke-3 terpercaya yg memberikan jalur hubungan komunikasi informal antara perunding dan lawan.
• Konsultan   : pihak ke-3 netral, terlatih dalam manajemen konflik, yg berupaya memfasilitasi penyelesaian masalah kreatif melalui komunikasi dan analisis.

PERILAKU ANTAR KELOMPOK

Hubungan Antar kelompok

            Hubungan antara 2 kelompok atau lebih yang saling mengkoordinasikan atau saling berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain. Seperti kita ketahui, efisiensi dan kualitas hubungan antar kelompok dapat mempengaruhi hasil yang positif pada kinerja salah satu atau kedua kelompok dan kepuasan antar anggota.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN ANTAR KELOMPOK

Kinerja kelompok yang berhasil merupakan fungsi dari sejumlah faktor yang berpengaruh. Konsep inti dari berbagai faktor ini adalah konsep koordinasi. Umumnya yang berpengaruh terhadap hubungan antar kelompok adalah:
1.      KETERGANTUNGAN
Ketergantungan tunggal adalah semua kelompok yang terkait mempunyai ketergantungan yang sama satu dan lainnya yang mutlak tidak dapat di pisahkan,

Ketergantungan berantai adalah ketergantungan kelompok yang sangat di pengaruhi oleh kinerja kelompok yang lain,

Ketergantungan timbal balik adalah ketergantungan yang berada pada posisi berlawanan. Maksud timbal balik disini adalah seperti simbiosis mutualisme yang membutuhkan individu dengan individu lain

2.      KETIDAK PASTIAN TUGAS (PEKERJAAN)
Bahwa suatu tugas (pekerjaan) memerlukan informasi. Jika suatu tugas (pekerjaan) memiliki ketidak pastian yang tinggi maka memerlukan informasi yang lebih lengkap, jelas dan valid sangat dibutuhkan dan masing-masing kelompok akan membutuhkan satu sama lain untuk meminimalisir risiko kegagalan yang semakin besar.

3.      ORIENTASI WAKTU DAN TUJUAN
Dua kelompok atau lebih akan saling bergantung satu sama lain ditentukan oleh waktu dan tujuan terhadap sesuatu. Tujuan tersebut dapat diselesaikan apabila diselesaikan dengan kelompok kerja dalam dan waktu yang dibutuhkan relatif singkat maka derajat ketergantungan kelompok akan semakin besar.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar